Guna menyukseskan program mega proyek 35.000 Megawatt (MW), Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan sejumlah pembangkit baru, yaitu sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2013-2022. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan Pumped Storage (UPCS) menjadi salah satu proyek penting dalam pembangunan pembangkit baru yang menggunakan sumber energi baru dan terbarukan (EBT).
PLTA UCPS yang terletak di Kecamtan Rongga, Bandung Barat ini akan menjadi PLTA terbesar di Indonesia, sekaligus yang kali pertama menggunakan teknologi pumped storage. PLTA UCPS terdiri dari dua bendunga. Air yang berada di lower reservoir akan dipompa ke upper reservoir menggunakan sisa thermal energy (base load). Thermal energy tersebut diambil dari sistem interkoneksi Jawa-Bali ketika beban rendah terjadi, yaitu saat dini hari atau pagi hari.
Ketika beban puncak terjadi antara pukul 5 sore hingga 10 malam, air akan dialirkan dari upper reservoir ke lower reservoir melewati headrace tunnel dan penstock. Air yang dialirkan tersebut nantinya akan menuju ke powerhouse guna menghasilkan energi listrik yang nantinya akan disuplai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Keberadaan PLTA UCPS diharapkan dapat memberikan pasokan energi listrik pada proses beban puncak. Dalam hal ini, adalah sebagai fasilitas pembangkitan cadangan jika suatu saat terjadi penurunan kapasitas pada jaringan listrik. Disamping itu, juga berfungsi untuk membantu pengaturan frekuensi sistem secara keseluruhan. Adapun frekuensi tersebut berada di antara 49 dan 51 Hertz (Hz).
PLTA UCPS berkapasitas 4 x 260 MW ini, proses pembangunannya akan dikerjakan PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah 1 (UIP JBT 1), dan diperkirakan Commercial Operation Date (COD) pada 2024. Pembangunan PLTA UCPS dianggarkan dengan budget sebesar 765 juta dolar AS dengan rincian USD638 juta dari World Bank, USD20 juta dari pemerintah pusat, serta USD107 juta dari PLN.
KONTRIBUSI PENTING PLN ENJINIRING
Sebuah kebanggan tersendiri bahwa PLN Enjiniring ditunjuk secara langsung oleh PLN, selaku induk perusahaan, sebagai konsultan yang meliputi supervisi enjiniring, supervisi konstruksi, QA & QC, hingga detil desain.
Manajer Senior Pembangkit PLN Enjiniring, Kadarisman, menjelaskan, ada beberapa upaya yang dilakukan PLN Enjiniring untuk mencapai target pengerjaan. Salah satunya adalah melakukan kolaborasi dengan konsultan asing. “Kolaborasi dengan konsultan asing dilakukan untuk detil desain. Saat ini masih dalam tahap pelelangan,” tutur Kadarisman.
Berkenaan dengan adanya perpanjangan jadwal pengerjaan dari target yang telah ditetapkan sebelumnya, Kadarisman berharap tahap yang sedang dikerjakan saat ini dapat selesai hingga Juli 2019. Kemudian, tahap selanjutnya akan dilanjutkan dengan konstruksi pembangkit terhitung dari Agustus 2019 hingga 2024.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
Proses pembanguna PLTA UCPS terbagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama berupa pembangunan access road. Pada tahap kedua dilakukan pembangunan upper &lower DAM. Selanjutnya pembangunan power house dan saluran air. Tahapan pembangunan terakhir, yaitu tahap keempat, adalah pembangunan switchyard dan jalur transmisi 500 Kv.
Deputi Manager Pengendalian Proyek dan K2 PLN UIP JBT I, Ruly Chaerul, mengatakan, kontraktor dalam waktu dekat siap memulai pekerjaan. “Kontraktor telah berkomitmen untuk segera memulai pekerjaan,” paparnya.
Ruly menambahkan, “Kontraktor akan memulai pekerjaan perbaikan Permanent Access Road (PAR) dan nantinya akan dilanjutkan secara paralel dengan pekerjaan utamanya.” Di sisi lain, progress saat ini telah sampai pada pembahasan amandemen terkait pekerjaan tambahan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan proyek.
Pada semester pertama 2018, PLTA UCPS telah memasuki tahap pembangunan konstruksi utama. Sebuah kabar yang cukup menggembirakan.