Foto Dokumentasi PLNE
Jakarta, 13 Juni 2024 – PT PLN Enjiniring, turut aktif dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dengan menggandeng PT PLN (Persero). FGD ini bertajuk “Panduan dan Rujukan Perhitungan Kelayakan Ekonomi Pembangkit dan EBT Dalam Rangka Mendorong Implementasi Kebijakan Transisi Energi di Sektor Ketenagalistrikan”.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Juni 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta ini bertujuan untuk menyusun panduan dan rujukan perhitungan kelayakan ekonomi pembangkit dan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam mendukung kebijakan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha PT PLN Enjiniring, Kurnia Rumdhony, menjadi salah satu panelis dalam diskusi sesi pagi. Dalam presentasinya, Kurnia memaparkan tentang peran penting PT PLN Enjiniring dalam mempercepat pengembangan pembangkit EBT melalui kapabilitas engineering yang mumpuni. Kurnia juga menekankan pentingnya panduan dan rujukan perhitungan kelayakan ekonomi yang tepat untuk memastikan kelayakan investasi dalam proyek pembangkit EBT.
FGD ini juga menghadirkan berbagai narasumber lain yang kompeten di bidangnya, seperti Mantan Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (DEN) RI, Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M. Eng., IPU., ASEAN Eng., Menteri Pertahanan RI, Pendiri Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Guru Besar ITB, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D., dan Senior Peneliti LPEM FEB UI, Widyono Soetjipto, Ph.D.
PT PLN Enjiniring, dengan kapabilitas engineering yang mumpuni, siap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan pembangkit EBT yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga dapat mendorong percepatan implementasi kebijakan transisi energi pada sektor ketenagalistrikan di Indonesia.