Foto Dokumentasi PLNE
Kadek Fendy Sutrisna, Manajer Energi Baru dan Terbarukan PLN Enjiniring, baru-baru ini mengikuti high level technical meeting dengan beberapa pabrikan inverter dan Battery Energy Storage System (BESS) yang diakui sebagai pabrikan Tier-1 oleh BloombergNEF. Pertemuan ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia melalui kolaborasi strategis dan solusi inovatif.
Dalam kesempatan tersebut, PLN Enjiniring yang diwakili oleh Kadek Fendy memaparkan roadmap Indonesia dalam membangun infrastruktur PLTS, sebagaimana tertera dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Targetnya adalah untuk menginstalasi kapasitas lebih dari 4,68 GW tenaga surya hingga tahun 2030, yang menunjukkan komitmen PLN Enjiniring dalam pengembangan energi terbarukan.
Kadek Fendy juga menyoroti potensi besar energi surya untuk aplikasi floating PV yang mencapai hampir 300 GW. Sebagai langkah strategis, 10% dari kapasitas tersebut direncanakan untuk diintegrasikan pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sudah beroperasi, guna meningkatkan efisiensi dan integrasi energi terbarukan.
Selain itu, PLN Enjiniring juga berharap pihak swasta dapat menyambut baik terkait diterbitkannya kuota PLTS Atap yang cukup besar, dimana diharapkan teknologi solar inverter yang digunakan 5%-10% merupakan grid forming yang dapat membantu PLN dalam memperbaiki kualitas jaringan tanpa harus menggunakan bantuan BESS.
PLN Enjiniring berkomitmen untuk terus mendukung target pemerintah dalam memanfaatkan potensi energi surya di Indonesia.