Foto Dokumentasi PLNE
Jakarta, 26 September 2024 – PLN Enjiniring terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui peningkatan investasi dan penguatan industri dalam negeri. Diskusi yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusung tema “Pengembangan Energi Angin di Indonesia: Rencana Investasi.” Dalam acara ini, Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, menegaskan fokus perusahaan saat ini adalah mempercepat pelaksanaan studi kelayakan di 12 lokasi strategis dan mendukung pengembangan energi angin serta meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan.
Diskusi ini bertujuan untuk memperjelas dan memperluas investasi dalam kegiatan studi kelayakan di 12 lokasi strategis. PLN Enjiniring berkomitmen untuk mendorong proyek-proyek ini agar masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan. Diharapkan dalam satu tahun ke depan, dokumen lelang untuk beberapa lokasi pilihan dapat mempercepat realisasi proyek-proyek EBT di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu prioritas PLN Enjiniring adalah memperkuat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap proyek EBT. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas industri dalam negeri, sehingga Indonesia tidak bergantung pada impor komponen, khususnya di sektor energi angin yang saat ini masih bergantung pada pasar luar negeri. Dengan memperkuat TKDN, PLN Enjiniring ingin memastikan industri lokal dapat berkembang seiring dengan peningkatan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.
Chairani Rachmatullah juga menekankan, “Transisi menuju energi terbarukan, khususnya energi angin, akan menjadi elemen penting dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Kita perlu memanfaatkan seluruh potensi energi yang ada di Indonesia dan melakukan investasi besar agar transisi energi ini berjalan sesuai rencana,” ujar Chairani.
PLN Enjiniring telah menyiapkan rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dalam satu dekade ke depan. Proyek-proyek ini tidak hanya akan dibangun di Pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lain seperti Sulawesi dan Sumatera, yang difungsikan guna mendukung pemerataan akses energi terbarukan di seluruh wilayah. Rencana pengembangan PLTB yang telah dimatangkan dalam 10 tahun ke depan akan menjadi langkah besar dalam transisi energi nasional.
Untuk mendukung transisi energi ini, PLN Enjiniring juga telah menerapkan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kapasitas engineer perempuan melalui program pengarusutamaan gender yang dipadukan dengan digitalisasi. Dengan digitalisasi, PLN Enjiniring berharap dapat mengatasi kesenjangan dalam sistem energi dan memberdayakan lebih banyak engineer perempuan untuk berkontribusi dalam proyek strategis.