PLN Enjiniring menunjukkan peran strategisnya dalam mendorong transisi energi nasional melalui keterlibatannya dalam proyek Sumba Hybrid Solar Power Plant, proyek hidrogen hijau komersial pertama di kawasan Asia Pasifik. Proyek yang berlokasi di Desa Mondu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur ini merupakan pembangkit hybrid berbasis energi surya yang dilengkapi dengan sistem electrolyser, fuel cell, dan Battery Energy Storage System (BESS). Inisiatif ini ditujukan untuk menghasilkan listrik rendah karbon, menggantikan ketergantungan pada pembangkit diesel, serta mendukung percepatan pencapaian target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060.
Kontribusi PLN Enjiniring dalam proyek ini diwujudkan melalui penyusunan kajian teknis dan ekonomis mengenai potensi dan implementasi sistem hidrogen hijau di Pulau Sumba. Kajian ini menjadi dasar pengembangan proyek dan turut memperkuat peran PLN Group dalam menghadirkan energi bersih yang andal dan berkelanjutan. Proyek ini kemudian dipresentasikan langsung oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dalam ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center pada Rabu, 16 April 2025. Penyampaian proyek dalam forum internasional tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia siap mengambil peran penting dalam pengembangan ekosistem hidrogen global.
Pembangkit ini dirancang dengan kapasitas 30 MWp Solar PV, 3 MW electrolyser dan untuk produksi hidrogen dari energi Listrik dengan kapasitas 1,5 MW fuel cell serta BESS berkapasitas 24 MWh. Dengan konfigurasi tersebut, proyek ini mampu memproduksi listrik sebesar 47 GWh per tahun, menghindari penggunaan 11.600 kiloliter diesel per tahun, serta menurunkan emisi karbon hingga 25.676 ton tCO₂e setiap tahunnya. Tak hanya berdampak positif pada lingkungan, proyek ini juga memiliki potensi replikasi di 23 lokasi lain dengan nilai investasi mencapai USD 2-5 miliar.
Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, menyampaikan bahwa keterlibatan PLNE dalam proyek ini merupakan bentuk nyata kontribusi anak usaha PLN dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
“Kami di PLN Enjiniring bangga dapat berkontribusi dalam proyek strategis ini melalui kajian komprehensif yang menjadi fondasi pengembangan energi hidrogen di Indonesia. Proyek ini tidak hanya menjadi pionir secara teknologi, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan energi bersih yang inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ungkap Chairani.
PLN Enjiniring bangga menjadi bagian dari inisiatif besar ini, dan terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi kelistrikan yang inovatif, efisien, dan berkelanjutan bagi Indonesia. Melalui peran strategis di berbagai proyek energi bersih, PLN Enjiniring siap mendukung transformasi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau dan mandiri energi.