Foto: Dokumentasi PLNE
PT PLN Enjiniring (PLNE) menandatangani 10 Kontrak Pekerjaan Pendampingan Pengadaan Pembangkit Engineering Procurement Construction (EPC) dan Independent Power Producer (IPP) dengan Divisi Pengadaan Pembangkit dan IPP PLN yang dilakasanakan di Ballroom 1 Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat.
Penandatanganan 10 perjanjian oleh Direktur Utama PLNE, Chairani Rachmatullah bersama dengan Executive Vice President Pengadaan Pembangkit dan IPP PLN, Alland Asqolani, diantaranya adalah Well Logging dan Well Testing PLTP Ulumbu 5 (20MW) dan PLTP Mataloko (2×10 MW), Independent Environmental and Social Monitoring (IESM) For Upper Cisokan PS HEPP E&S Implementation, Five Feasibility Study for The Indonesia Sustainable Least – Cost Electnification Technical Assistance (ISLE TAP Product), IPP PLTM Khatulistiwa 17 MW Pada Sistem Kelistrikan Khatulistiwa di Provinsi Kalimantan Barat, PLTP Lahendong Binary, PLTMG BauBau 2 (30 MW) di Sulawesi Tenggara, PLTMG Biak-3 (15 MW) di Papua Barat, PLTA Kumbih-3 (45 MW) Lot 3 : Electronical Equipment, PLTS Jawa – Bali (Kouta) Tersebar Banten II Kapasitas 5O MW, dan PLTS Jawa Barat (Kouta) Tersebar Jawa Barat V Kapasitas 100 MW.
Acara dibuka dengan sambutan dari Vice President (VP) Pelaksanaan Pengadaan IPP yang juga menjabat sebagai Pelaksana Harian EVP Pengadaan Pembangkit IPP, Nico Samuel Saroinsong, dalam sambutannya beliau menyampaikan Terima Kasih kepada PLNE yang selama ini sudah bekerjasama dengan baik dan membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada di Divisi Pengadaan Pembangkit dan IPP PLN, diharapkan agar kerja sama ini dapat berjalan lebih baik lagi bagi Tim PLNE untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya.
Disamping itu, Chairani Rachmatullah selaku Direktur Utama PLNE dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara hari adalah bentuk dari PLN Incorporated.
“Ini yang Kami, Pak Anang, dan Pak Alland bangun, mindset di PLN, dimana perlu probis yang benar untuk kita menyiapkan dokumen yang baik, perlu keberanian dari teman-teman PPI untuk menolak bid-doc yang tidak bagus, perlu keberanian dari PLNE untuk menyatakan proyek yang tidak layak jika memang menurut PLNE tidak layak walaupun ada di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) itu yang dinamakan integritas. Budaya ini harus diteruskan sebagaimana Pak Alland bekerja, kita lanjutkan kolaborasi antara IPP dan PLNE dengan niat bersama-sama membangun PLN,” tegas Chairani.
Di penghujung acara, terdapat acara Purna Bakti Alland Asqolani sebagai wujud penghargaan atas dedikasi yang diberikan selama menjadi bagian dalam Keluarga PLN.
PLNE berkomitmen untuk menjalankan penugasan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi kerja dengan sebaik-baiknya, mengedepankan kualitas produk dan layanan, baik dari segi mutu, waktu dan biaya serta mempunyai akuntabilitas di bidang enjiniring.