PLN Enjiniring berhasil merampungkan Proyek Pipa Gas Tanjung Batu yang berlokasi di area Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Batu, Kalimantan Timur. Inspeksi terhadap penyelesaian proyek tersebut dilakukan pada (18-20/01) oleh Project Team Leader (PTL) Proyek Pipa Gas Tanjung Batu PLN Enjiniring dan engineer dari PT PLN Gas dan Geothermal. Inspeksi ini dilakukan mengingat pembangunan fasilitas Pipa Gas Tanjung Batu yang telah memasuki fase akhir.
Proyek yang merupakan salah satu dari proyek strategis nasional ini dibangun atas dasar rencana PT PLN (Persero) dalam usahanya meng-gasifikasi PLTGU Tanjung Batu yang selama ini beroperasi menggunakan bahan bakar minyak solar dan menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) Pembangkit.
Gas yang dialirkan menuju PLTGU Tanjung Batu merupakan gas yang digunakan untuk memasok LNG Bontang dan berasal dari berbagai sumber gas, dimana Pipa Gas Tanjung Batu ini terhubung dengan pipa Badak Export Manifold (BEM) yang terletak di area PK-52 milik Pertamina Hulu Sanga-Sanga (ex-VICO).
Pipa gas berukuran 16 inch ini didesain untuk menyalurkan gas sebesar 80 MMSCFD guna memasok pembangkit-pembangkit gas di area PLTGU Tanjung Batu yang membentang sepanjang 48,3 km dan terdapat gas station di sisi Tanjung Batu, yang berfungsi untuk mengatur aliran gas dan menyaring kotoran yang terbawa sepanjang pipa gas.
Secara garis besar, konstruksi pipa gas Tanjung Batu ini terdiri dari Pig Launcher (PK-52), Pig Receiver (Tanjung Batu Station), Line Brake Control Valve (LBCV) 1 – 3, Gas Flare System, Gas Metering, Gas Filter Coalescer dan peralatan pendukung lainnya.
Adapun dalam proyek Pipa Gas Tanjung Batu, PLN Enjiniring berkontribusi mulai dari Pembuatan Feasibility Study (FS), Pembuatan Front End Engineering Design (FEED), Pembuatan Harga Perkiraan Engineering (HPE), Pembuatan Bidding Document, Pendampingan Lelang dan Supervisi Desain Review-nya.
“Jadi untuk proyek Pembangunan Pipa Gas Tanjung Batu ini, PLNE berkontribusi hampir komplit, dari pengerjaan FS sampai dengan design review, kecuali supervisi kontruksi diberikan kepada pihak lain. Kita bersyukur juga akhirnya proyek ini dapat selesai dari semula perencanaannya 1 tahun menjadi 3 tahun, dikarenakan kendala teknis dan non-teknis.” ujar PTL Proyek Pipa Gas Tanjung Batu, Benedictus Bima Seno Saputro atau yang akrab disapa Bimo.
Walaupun proyek dikerjakan di tengah pandemi, hal tersebut tidak melunturkan semangat PLN Enjiniring dalam meyelesaikan proyek yang kedepan difungsikan untuk mendukung elektrifikasi menyeluruh di Indonesia. Bimo juga berpesan kepada seluruh Pegawai baru agar tetap semangat dalam bekerja dan berkarya.
“Pesan Saya untuk teman-teman engineer yang baru, tetaplah semangat di masa pandemi ini, tetap berkarya semoga kita bersama bisa melewati pandemi ini secepatnya.” pungkasnya.
Melalui proyek Pipa Gas Tanjung Batu dan beberapa proyek lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, PLN Enjiniring akan terus berkomitmen untuk menjadi perusahaan konsultan dan engineering yang terpercaya di Indonesia.